Analisis proses Hulu Hilir komoditas Jambu Mete di Kecamatan Bayan dan Sekotong Kabupaten Lombok Barat
MULYADI, Lalu Rusnan, Ir. Kawik Sugiana, M.Eng.,Ph.D
Usaha perkebunan di Kabupaten Lombok Barat sebagian besar berskala kecil
dan bersifat perkebunan rakyat, dimana untuk Kabupaten Lombok Barat didominasi
oleh sub sektor perkebunan khususnya jambu mete. Dalam tahun 2000 luas areal
perkebunan mete yang ada tecatat yaitu sekitar 50.006,11 hektar dengan jumlah
produksi mencapai 6.183 ton biji mete gelondongan, sekitar 75% tanaman jambu
mete yang belum berproduksi saat ini akan memberikan sumbangan produksi yang
cukup tinggi. Wilayah penghasil utama Jambu Mete adalah Kecamatan Bayan dan
Sekotong dimana hasil produksi diolah menjadi kacang mete kualitas ekspor, data
produksi tahun 2002 tercatat sekitar 3.973 ton. Keterkaitan hulu dan hilir
sektor perkebunan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan wilayah dalam
lingkup makro maupun mikro wilayah (forward and backward linkages) yang
ditunjuk dalam perbedaan pendapatan petani pada wilayah bagian utara dan
selatan kedua sentra produksi.
Tujuan dari penelitian ini, yaitu : 1) menjelaskan keterkaitan hulu
hilir kegiatan pertanian komoditas jambu mete dan distribusi manfaat di
kecamatan Bayan dan Sekotong, 2) menemukan dan menjelaskan faktorâ€faktor
yang mempengaruhi keterkaitan hulu hilir dan distribusi manfaat kegiatan
pertanian komoditas jambu mete di kecamatan Bayan dan Sekotong. Metode analisis
dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil penelitian
ditemukan ada 5 (lima) aspek yang terkait dengan keterkaitan hulu hilir
perdagangan mete meliputi 1) pola spasial, terbentuk pola aliran orang/pelaku
,barang, modal dan informasi, 2) moda transportasi menunjukkan layanan pada
moda darat, laut dan udara, 3) kapasitas menunjukkan produktifitas dan
permintaan pasar, 4) aktor yang terlibat terdiri dari petani, pengumpul,
pedagang, pabrik pengolah dan eksportir, 5) profit margin yang diterima oleh
masing - masing aktor. Distribusi manfaat menunjukkan adanya eksploitasi
pelaku usaha terhadap petani yang ditunjukkan oleh perbedaan margin pemasaran
yang besar pada tingkat petani sampai dengan eksportir. Hal ini dipengaruhi
oleh mekanisme pasar yang terdiri dari struktur pasar, keragaman pasar dan tingkah laku pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar