Rabu, 21 November 2018


https://drive.google.com/open?id=1vPI0USYqi9LbF-3qpqo7WybjnERewn86VV

I. LOGO




II. BANNER


Senin, 12 November 2018

Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia




BAB I

 PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara yang terkenal sebagai negara agraris, banyak masyarakat indonesia yang hidupnya bergantung pada hasil dari sektor pertanian, selain itu sektor pertanian juga memiliki peran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi indonesia. Namun, sektor pertanian memiliki suatu permasalahan mendasar yang semakin lama semakin menghawatirkan terhadap perkembangan pertanian kedepannya yaitu permaslahan sektor dalam bidang tenaga kerja. Ketenagakerjaan menjadi sektor penting dalam pertanian karena tanpa adanya tenaga kerja semua proses atau subsistem dalam pertanian tidak akan berjalan, dan jika itu terjadi maka kebutuhan hidup rakyat indonesia tidak terpenuhi dan tidak bisa mendorong pertumbuhan ekonomi indonesia.

1.2       Rumusan Masalah

1.2.1    Sektor pertanian menjadi tumpuan penyerapan tenaga kerja dipedesaan,

1.2.2    Pendidikan tenaga kerja sektor pertanian masih rendah,

1.2.3    Meningkatnya tenga kerja sektor pertanian usia lanjut,

1.2.4    Kurang minatnya generasi muda bekerja di sektor pertanian.


1.3       Tujuan

Mengatasi permasalahan sektor pertanian dalam bidang tenaga kerja agar produktivitasnya dapat terjaga dan meningkat dan mendorong perkembangan ekonomi indonesia menjadi lebih baik.



BAB II

PEMBAHASAN


2.1                Sektor pertanian menjadi tumpuan penyerapan tenaga kerja dipedesaan

sektor pertanian merupakan tumpuhan hidup tenaga kerja di pedesaan karena petani terus berusaha mempertahankan lahan dan meningkatkan mutu agar hasil pertanian yang di hasilkan demi ekonomi sehari hari, maka usaha untuk membuat maju makmurnya desa mau tidak mau harus mengandalkan kemajuan sektor pertanian, sebab pembangunan harus berpedoman pada upaya menciptakan dunia industri yang maju akan tetapi tidak akan meninggalkan tumpuhannya yaitu petani yang tangguh.

2.2                Pendidikan tenaga kerja sektor pertanian masih rendah

Rendahnya minat tenaga kerja dalam sektor pertanian dikarenakan tidak kecocokan antara pendidikan dan pekerjaan atau bisa disebut mismatch yang terjadi dikarenakan tenaga kerja beranggapan tingkat pendapatan yang di peroleh dari sektor pertanian relatif kecil sehingga mereka memilih bekerja di sektor lain. Sedangkan pada saat ini status pendidikan disektor pertanian diisi oleh pekerja berumur tua (lansia) dan pencapaiannya yang masih rendah. Jika dibandingkan dengan sektor yang lain secara rata-rata sektor pertanian relatif tua dalam pedidikan maupun pekerja. Dalam pengoptimalan untuk menghasilkan sebuah mutu yang bagus, akan tetapi beberapa faktor ketenga kerjaan dalam sektor pertanian yang masih rendah yang disebabkan yaitu:
- penghasilan yang lebih rendah,
- jenjang karir yang tidak menjanjikan,
- keinginan generasi yang lebih baik,
- konservasi lahan yang menunjukkan usaha pertanian tidak ekonomis,
- pengetahuan yang rendah dalam manajerial pertanian.

  Untuk mengatasi beberapa aktor tersebut yaitu:
- transformasi pendidikan tinggi lokasi pertanian enam STTPP (sekolah tinggi penyuluhan pertanian) yang mana pada semulanya pendidikan pertanian hanya sebatas penyuluhan (pertanian,perkebunan) di tambah dengan moriantasi agribisnis, holtikultura dan, mekanisme pertanian,
- pelibatan mahasiswa/ alumni/ pemuda tani untuk mengintensiskan pendampingan atau pengawalan program kementrian pertanian,
- penumbuhan kelompok usaha bersama (UKB) yang di fokuskan bidang pertanian bagi pemuda tani,
- pelatihan dan magang bagi pemuda tani dalam bidang pertanian,
- optimalisasi penyuluh unuk mendorong dan menumbuh kembangkan pemuda tani.
              Perguruan tinggi juga memiliki peranan yang penting dan memiliki daya respon yang tinggi terhadap pertumbuhan masyarakat untuk menghasilkan yang memiliki kemampuan baik tekhnikkal, soft skill, maupun emosional dan spiritual skill, sehingga mampu menghadapi tantagan zaman yang senantiasa berubah.

 

2.3                Meningkatnya tenga kerja sektor pertanian usia lanjut

Penyebab tingginya tenaga kerja lansia dibidang pertanian disebabkan oleh kurangnya minat generasi muda dan masih dalam proses pendidikan, serta kurang tertariknya disektor pertanian dan pekerjaan hanya dilakukan sepanjang orang yang bersangkutan (petani lansia) masih mampu bertani, hal ini bila terus berlanjut maka akan mempengaruhi prokduktivitas sektor pertanian.

2.4                Kurang minatnya generasi muda bekerja di sektor pertanian.

Penyebab kurangnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian karena menurut generasi muda sektor pertanian terkesan tradisional, sektor yang kurang menjanjikan bagi generasi muda dan karena lahan pertanian yang semakin lama semakin berkurang membuat generasi muda tidak menaruh minat kepada sektor pertanian oleh karena itu sektor pertanian tidak akan mengalami peningkatan atau pengembangan. Untuk itu cara agar untuk mengatasi masalah ini adalah meningkatkan formal dan non formal, merubah pandangan generasi muda tentang sektor pertani.

 





BAB III

 PENUTUP


3.1              Kesimpulan
    Petani harus mempertahankan lahan pertanian agar hasil pertanian tetap stabil dan pendidikan di perguruan tinggi sektor harus lebih ditingkatkan serta pemfokusan pendidikannya harus lebih luas serta pandangan generasi muda mengenai pertanian harus diubah, dan turut berpartisipasi dalam menjaga dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian.




DAFTAR PUSTAKA


https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3745352/6-strategi-pemerintahan-dalam-regenerasi-petani

Supriyati.2010.Dinamika Ekonomi Ketenagakerjaan Pertaniani:Permasalahan dan Kebijakan Strategis Pengembangan.Volume 8 No. 1.Halaman 49-65


 

 


Pemahaman tentang Tuhan


Pemahaman tentang Tuhan

BAB I
                                      T U H A N                                       

I. Latar belakang masalah
1.             Pernahkah anda merasakan keberadaan Allah dalam hidupmu  sehari-hari?
2.             Kalau sudah pernah dalam bentuk apa saja anda mengalami keberadaan Allah?
   Hampir semua  orang yang mengakui bahwa Tuhan atau Allah itu ada, mempercayai keberadaanNya adalah gaib. Gaib artinya tidak dapat dilihat dan diraba; tidak dapat dicium dan dikecap dan tidak dapat didengar suaranya seperti bunyi ; tetapi keberadaanNya dan kuasaNya dapat di alami oleh orang-orang yang percaya kepadaNya.
          Sebutan agama-agama dan bangsa-bangsa kepada Tuhan bermacam-macam, Misalnya; agama Hindu menyebut Brahman, Sang Hyang Widhi atau Dewa; agama Budha menyebut Sang Adi Budha,agama Islam menyebut Allah, agama Jahudi menyebut Elohim, Jahwe, Adonai. Bangsa Junani menyebut Theos atau Kurios. Bangsa Romawi menyebut, Deo, atau Deus, Bangsa Inggris menyebut God atau Lord. Tetapi apapun sebutanya ; Tuhan atau Allah itu dipercayai kebenarannya adalah gaib. Pandangan tentang keberadaan dan Fungsi Tuhan atau Allah para agama-agama terdapat perbedaan dan persamaan.
           Disadari bahwa karena keberadaan Allah yang gaib itu dapat membuat orang tidak mau repot-repot; mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang tidak dapat diamati dengan indra atau akal budi, adalah sesuatu yang tidak ada; maka orang menjadi jatuh kepada Atheisme; baik atheisme teoritis maupun atheisme praktis, mereka menganggap bahwa keberadaan Tuhan atau Allah itu tidak ada.
      Kemudian karena adanya perbedaan dan persamaan konsep tenteng Tuhan atau  Allah pada agama-agama maka orangpun bisa jatuh pada kepercayaan politheisme dan sinkretisme.
   Disatu pihak mahasiswa diperhadapkan pada bahaya Atheisme dengan konsep-konsep Materialisme dan Rationalisme. Dan dipihak lain mahasiswa juga diperhadapkan pada godaan-godaan politheisme dan synkretisme dengan pengaruh-pengaruh agama lain, kebudayaan Rasionalisme maupun dengan Modernisme kehidupan.
    Dengan pembahasan topik ini mahasiswa dapat meninjau ulang sikap kepercayaan dan pemahaman-pemahamannya tentang Tuhan Yang Maha Esa
    Apakah Mahasiswa konsisten dengan iman Kristiani yang benar; tentunya berdasarkan kebenaran yang terdapat pada kitab suci, Alkitab.

II. Kajian Materi
A.     BENTUK-BENTUK PENYEMBAHAN  KEPADA YANG GAIB
Dalam konteks ilmu agama-agama, ada empat bentuk penyembahan kepada yang gaib.
a. Bentuk Theisme: yaitu penyembahan kepada Tuhan atau gaib sebagai suatu keberadaan yang berpribadi, dan yang menyatakan diriNya dengan Wahyu kepada orang-orang tertentu. Bentuk Theisme ini terdapat pada agama Yahudi, Kristen, Islam dan Hindu Weda. Keberadaan Tuhan (yang gaib) itu dipercayai : berfirman, mencipta, memelihara, membimbing, mengajar, menghukum, menyelamatkan dan memberkati umatNya.
b.  Bentuk Monisme: yaitu bentuk penyembahan kepada ilahi (yang gaib), sebagai keberadaan yang tidak berpribadi: Esensi yang gaib itu terdapat pada alam secara totalitas. Esensi yang gaib dipercayai identik pada alam. Bentuk monisme ini terdapat pada Hindu Upanisad, ajaran Tao, kebatinan dan mistik. Kepercayaan ini juga disebut pantheisme atau panentheisme. Pada bentuk monisme ini tidak pernah kita dengar bahwa yang gaib itu : berfirman, membimbing atau menyelamatkan, dan lain-lain. Tetapi pemeluk monisme ini percaya bahwa yang gaib itu berkuasa dan berpengaruh kepada manusia.
c. Bentuk Non Theisme: yaitu bentuk penyembahan kepada yang gaib sebagai kekosongan. Bagi non Theisme sebenarnya tidak ada Tuhan atau ilahi yang berpribadi. Tidak ada ilahi yang melekat pada alam. Yang mereka sembah adalah kekosongan. Apa yang dapat dilihat dan diraba hanyalah sesuatu yang semu atau maya. Yang kekal dan mutlak adalah kekosongan. Bentuk penyembahan Non Theisme adalah agama Budha.
d. Bentuk Demonisme: adalah suatu bentuk penyembahan kepada kuasa gaib yang jahat. Kuasa-kuasa gaib yang jahat itu berada di balik alam ini, yang dipimpin oleh setan. Kuasa-kuasa gaib ini disembah untuk dapat digunakan oleh manusia. Bentuk penyembahan ini terdapat pada praktek-praktek klenik, santet dan okultisme.
B. KEBERADAAN TUHAN ATAU ALLAH MENURUT AGAMA-AGAMA NON KRISTEN.
1.      Agama Primitif (agama suku)
Menurut kepercayaan suku-suku primitif, Tuhan atau ilah itu digambarkan dalam konsep Pantheisme dan Panentheisme.
Pantheisme artinya: paham atau kepercayaan yang menganggap bahwa ”semua yang ada adalah ilahi. Sedangkan Panentheisme artinya bahwa : semua ada dalam ilahi. Pantheisme dan Panentheisme dapat diberikan istilah Totalisme, yaitu paham yang menekankan keutuhan, atrinya bahwa semua yang ada, adalah dalam satu sistem keutuhan.
Menurut suku-suku primitif dipercayai bahwa keberadaan yang ilahi itu ada dimana-mana. Alam semesta ini penuh dengan daya-daya gaib. Daya-daya gaib itu disamakan dengan ilah-ilah yang melekat pada alam itulah yang disembah sebagai berhala.
Suku-suku primitif mempercayai bahwa keberadaan ilah-ilah itu melekat pada pohon, pada sungai, pada lembah, pada kuburan atau pada tempat-tempat lain. Keberadaan ilah-ilah itu harus dihormati, jika tidak dihormati maka ilah-ilah itu akan mengganggu kehidupan manusia, itu makanya suku-suku primitif sering mengadakan acara-acara penyembahan dan pemberian sajian pada tempat-tempat yang dianggap ada penghuninya.
Sesungguhnya agama primitif tidak menyembah Tuhan Yang Maha Esa, melainkan mempercayai dan menyembah banyak ilah (Politheisme). Atau dengan kata lain, suku-suku primitif mempercayai keberadaan Tuhan adalah melekat pada alam.
 2.  Keberadaan Tuhan atau Allah menurut Agama Hindu
Sudah kita singgung di depan bahwa agama Hindu Weda termasuk pada bentuk Penyembahan Theisme. Pribadi yang mutlak itu wujudnya tunggal maha sempurna, memiliki sifat-sifat sempurna, tidak dapat diraba, tidak dapat dilihat, atau didengar. Tetapi keberadaan Brahman itu meresap pada seluruh alam ; dan seluruh alam semesta adalah pancaran dari zat Brahman. Termasuk zat inti manusia yang disebut Atman adalah berasal dari Brahman
Kalau boleh dibandingkan keberadaan seluruh makhluk hidup dengan Brahman, adalah seperti hubungan setetes air dengan samudra raya. Setetes air zat intinya sama dengan zat inti samudra raya : yaitu sama-sama rumus molekulnya H2O. Demikian jugalah keberadaan makhluk-makhluk hidup dalam alam semesta ini adalah sama zat intinya dengan zat inti  Brahman, yaitu Atman-atman.
Atman-atman inilah yang menjelma dalam bentuk makhluk-makhluk hidup. Penjelmaan atman ini terjadi secara berulang-ulang dan itulah yang disebut Reinkarnasi. Apabila karma sesuatu mahluk hidup, seperti manusia, buruk, maka penjelmaan atmanya akan menjadi siluman, tetapi jika karmanya baik maka penjelmaannya akan lebih baik dan dapat menjadi dewa atau dewi. Dan jika sudah menjadi dewa atau dewi, maka itulah yang disebut Brahman atau keadaan Moksa = sempurna.
Agama Hindu mempercayai ada suatu keberadaan yang mutlak yaitu Brahman, atau Sang Hyang Widhi. Tetapi mereka juga mempercayai dan menyembah dewa-dewi sebagai ilah-ilah. Berarti agama Hindu sebenarnya bukan monotheisme, melainkan adalah Politheisme. Ada persamaan kepercayaan Hindu dengan agama suku-suku primitif tentang keberadaan ilah-ilah, dewa-dewi, yang melekat atau meresap pada alam.
3. Keberadaan Tuhan atau Allah Menurut Agama Budha.
  Kepercayaan agama Budha banyak persamaannya dengan agama Hindu, misalnya : reinkarnasi ( penjelmaan berulang-ulang ).tentang keberadaan yang sempurna di agama Hindu disebut dewa-dewi sedangkan di agama Budha disebut bodhisatwa-bodhisatwa.                                                                    Bagi agama Budha ada sifat-sifat ke-tuhanan, yaitu : 
-Sifat cinta kasih (Metha) yaitu sifat yang bersih dari pikiran membenci.
            - Sifat belas kasihan (Karuna) yaitu sifat suka menolong tanpa mengharapkan balasan. (bandingkan  : kasih agape)
- Sifat merasa bahagia – gembira (Mudita) yaitu sifat bebas dari iri hati melihat orang berbahagia.
- Sifat tenang, teguh, keadaan batin yang seimbang (Upekkha) yaitu sifat pendirian yang tidak tergoyahkan
Sifat- sifat ke-Tuhanan inilah yang dimiliki setiap umat Budha. Inti ajaran Budha ialah: untuk memperoleh kesempurnaan. Setiap umat Budha harus berusaha menghilangkan keakuan  (egoisme).
Menurut ajaran Budha : kesempurnaan, kebenaran, kekuatan dan kebahagiaan dapat dirasakan, apabila manusia itu sampai pada tingkat kekosongan (sunyata). Menghilangkan keakuan, egosme berarti berusaha mencapai keadaan kosong. Jika seseorang telah berhasil mengosongkan dirinya, itu sama artinya dia telah mengalami kesempurnaan.
Menurut agama Budha : keberadaan Tuhan Yang Maha Esa itu yang disebut Sang Hyang Adi Budha, adalah kekosongan itulah maka dapat dikatakan bahwa agama Budha adalah non theisme karena mereka tidak percaya Tuhan yang mutlak, atau yang berpribadi, melainkan keadaan yang kosong ( Nirwana ) 
4.  Keberadaan Tuhan atau Allah menurut Agama Islam
   Ada tiga agama monotheisme di dunia yaitu: agama Jahudi, agama Kristen dan agama Islam. Ketiga agama ini sama-sama mempercayai dan menyembah hanya satu Tuhan atau Allah. Agama Islam sering menyebut dirinya sebagai agama Tauhid, artinya Agama yang mempercayai keberadaan Allah yang Esa.
   Dalam pengakuan iman agama Islam disebut ”Aku mengaku bahwa tiada Tuhan selain Allah (Asyyhadu anna la illaha illa’ Ilah)
   Kalimat pengakuan ini mengandung arti bahwa satu-satunya yang layak dipuja dan disembah ialah Allah, Allah itu keberadaannya Esa, Tunggal. Allah tidak melahirkan dan tidak dilahirkan dan tidak ada yang menyamaiNya. Bagi Islam menyebut Allah itu beranak dan diperanakkan adalah suatu dosa besar. Ayat-ayat Al-Quran yang menyatakan keesaan Tuhan Allah, antara lain:
·                              Al-Ikhlas 1-4    : ”Katakanlah : ”Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak beranak, dan tidak diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”
·                              Al-Bagarah 16 :”Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa ; tiada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
·                              Al A’raaf 59     : ”Sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selainya”.
Bagi Islam kepercayaan kepada Allah yang Maha Esa, adalah salah satu inti utama dalam ajaran Islam. Setiap orang yang masuk Islam, diharuskan mengucapkan dua kalimat Pengakuan Iman, yakni : ”Saya mengaku tidak ada Tuhan kecuali Allah dan saya mengaku bahwa Muhammad adalah Rasul Allah”.
Kalau kita mau jujur, bahwa sesungguhnya konsep agama Islam tentang keberadaan Tuhan atau Allah adalah hampir sama. Misalnya, tentang sifat-sifat Allah: Maha Esa, Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Tahu, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan lain-lain.
Tetapi khusus mengenai ajaran Tri Tunggal dalam iman Kristen sangat ditolak oleh ajaran agama Islam. Agama Islam tidak dapat menerima keberadaan Allah yang Tritunggal. Keberadaan Allah yang Maha Besar dan Maha Kudus mewajibkan setiap muslim tunduk, dan sujud di hadapanNya.
Mungkin kita sering melihat saudara kita yang beragama Islam, bila sholat, mereka selalu sujud menundukkan kepala sampai mencium tanah, itu berarti bahwa keberadaan manusia yang hina tidak pantas berhadapan muka dengan Allah yang Maha Besar dan Maha Kudus. Sikap sholat yang sujud menunduk adalah simbol kerendahan hati di hadapan Allah.
C.     PANDANGAN ATHEISME TENTANG  KETIDAKBENARAN TUHAN ATAU ALLAH
1.      Pengertian Atheisme
Atheisme adalah suatu aliran berpikir/sikap yang berusaha menyangkal atau meniadakan keberadaan Allah. Ada dua wujud Atheisme, yaitu Atheisme Teoritis dan Atheisme Praktis. Atheisme Teoritis ialah aliran berpikir yang mengutamakan argumentasi-argumentasi teoritis- rasional, untuk menolak dan meniadakan keberadaan Allah. Sedangkan Atheisme Praktis ialah sikap hidup sehari-hari yang tidak nmempercayai dan tidak meyakini adanya kuasa dan keberadaan Allah.
Di negara Indonesia Atheisme teoritis memang tidak di benarkan lagi mewujudkan diri, karena bertentangan  dengan UUD 1945 pasal 29 ayat 1 :”Negara berdasarkan atas keTuhanan”. Lembaga swadaya masyarakat, partai-partai dan organisasi-organisasi kemasyarakatan tidak boleh mengajarkan atau mengembangkan teori-teori  yang menyangkal keberadaan Tuhan. Selain UUD 1945 sebagai Hukum Dasar tertulis di negara ini, Pancasila, khususnya sila pertama : keTuhanan Yang Maha Esa juga tidak memungkinkan atheisme teoritis berkembang di negara ini.
Namun demikian tidak berarti bahwa penganut atheisme praktis tidak ada di Indonesia? Sikap-sikap yang mengandalkan kecerdasan berfikir, kekuatan materi, dan kekuasaan politik adalah merupakan wujud dan atheisme praktis. Materialisme, Hedonisme adalah bagian dari gejala-gejala atheisme praktis.
2. Pandangan Teoritis Atheisme Tentang Keberadaan Tuhan atau Allah
a.             Friedrich Nietzche   : Menyatakan bahwa ”Allah yang dipercayai oleh agama-agama itu sudah mati”. Manusialah yang berkuasa. Alasannya : Bahwa kenyataan yang terjadi manusialah yang mengatur kehidupan ini, manusialah yang mengendalikan dunia ini.
b.            Ludwig Feuerbarh   : Mengajarkan bahwa ”Allah atau ilah-ilah yang dipercayai oleh orang-orang beragama, hanyalah berupa keinginan hati manusia yang dipantulkan pada layar alam semesta”. Inilah yang disebut ”Teori Proyeksi”. Feuerbach menegaskan : sebenarnya Allah itu tidak ada; kalaupun Allah itu ada, itu hanyalah ciptaan keinginan hati manusia itu sendiri. Manusia itulah yang menciptakan Allah
c.             Sigmund Freud: Teori Proyeksi  dari Feuerbach mempengaruhi  Freud S. Freud sebagai seorang ahli ilmu jiwa analisis, mengatakan bahwa kepercayaan itu mempunyai dasar dalam keinginan-keinginan kejiwaan, berupa ilusi tanpa dasar dalam realitas. Freud menggambarkan : kepercayaan terhadap Tuhan adalah gejala-gejala kejiwaan saja. Manusia butuh seorang Bapa; yang dapat memelihara, menghibur, dan, melindungi dirinya. Maka ciri-ciri kebapaan itu diproyeksikan pada lingkungan langit diatas. Maka profil seperti itulah yang dikenakan kepada Tuhan, atau Allah. Jadi menurut Freud : Tuhan atau Allah itu tidak ada, Allah itu hanyalah ilusi manusia
d.            Karl Marx   : Menurut Marx, kepercayaan kepada Tuhan atau Allah , hanyalah sebagai kompensasi atau kekecewaan, yang dialami manusia dalam alam dan masyarakat. Penderitaan-penderitaan sosial, ekonomis dan phisik yang dialami kaum buruh dalam masyarakat kapitalis dikompensasikan dengan mengimpikan suatu hidup setelah hidup ini, yakni hidup bahagia dan adil.
Bagi Marx, ”Tuhan  Yang Maha Kuasa” itu adalah refleksi yang fantastik dari kedudukan  tak berkuasa rakyat terhadap alam dan keadaan sosial ekonomi, yang diciptakan manusia itu sendiri. Agama yang mengajarkan Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Kuasa hanyalah  candu pembius masyarakat, agar lupa tentang kenyataan-kenyataan hidup yang susah dan menyakitkan. Dengan kata lain : Keberadaan Tuhan atau Allah menurut Marx hanyalah semacam bius, candu. Sesungguhnya Tuhan  atau Allah itu tidak ada.
Membaca seluruh teori-teori argumentasi pada atheis diatas, kita dapat memahami bahwa landasan berfikir mereka adalah Materialistis, Positivisme dan Rotionalis. Mereka membuat kemampuan berfikir itu menjadi jaminan kebenaran. Mereka tidak dapat melihat keberadaan Allah melampaui kemampuan berfikirnya.

Manfaat masker organik (Kelompok6)

  Masker Organik “ Aster Beauty” (kelompok 6)   Saat ini wajah merupakan salah satu aset yang penting dan harus dijaga kesehatannya bagi set...